Blog biasa dari orang biasa

11.05.2009

Sudah lebih dari sebulan saya download Zenwalk stable versi terbaru, Zenwalk 6.2. Tapi baru Sabtu kemarin saya install ke komputer (masih bersanding dengan Windows). Kali ini saya tidak kepikiran buat nge-mix Zenwalk dengan Wolvix. Biar bisa lebih hemat kapasitas harddisk.

Apa saja perubahan dan perbaikan yang dibawa Zenwalk 6.2? Berikut ini review asal-asalan dari saya :D. Sebelumnya harap dimaklumi karena komputer saya tidak pernah terhubung dengan internet (makanya saya tidak tahu menahu tentang koneksi internet) dan spec yang pas-pasan (jadi saya juga tidak tahu menahu masalah support tidaknya dengan hardware high-end).


Oke, langsung saja yang pertama, ada perbaikan di desktop manager XFCE. Di versi 6.0, ada bug di resolusi monitor. Saya berkesimpulan, XFCE-nya yang tidak beres. Sebab, di komputer warnet, saya install KDE dan tidak ada masalah dengan resolusi. Zenwalk 6.0 selalu menampilkan resolusi default yang tidak cocok dengan monitor saya (terlalu besar), dan solusi satu-satunya adalah mengedit file /etc/X11/xorg.conf. Bug ini terselesaikan di versi 6.2.

Kedua, Zenwalk 6.2 sudah men-support format file system ext4. Konon ext4 lebih cepat ketimbang pendahulu-pendahulunya, ext2 dan ext3. Saat ini hampir seluruh distro linux sudah mendukung format ini. Ubuntu sudah mensupport ext4 sejak versi 9.04 (bulan kemarin Ubuntu baru saja merilis versi 9.10).

Ketiga, Zenwalk 6.2 mulai menggunakan paket *.txz dan *.tlz untuk paket installernya, bersama dengan paket *.tgz. Paket .txz dan .tlz notabenenya sama dengan .tgz. Hanya saja paket baru ini menggunakan lzma compression menggantikan gzip compression. Lzma membuat paket terkompres menjadi lebih kecil sehingga cd image Zenwalk 6.2 berukuran lebih kecil (hanya 490 MB).

Keempat, waktu booting terasa lebih cepat, tapi entah kenapa waktu shutdown-nya malah jadi lebih lama. Saat shutdown atau reboot, pasti mandeg agak lama di proses updating shared library. Selebihnya lancar-lancar saja.

Kelima, ada fasilitas disk management. Ee... sebenarnya di versi sebelumnya sudah ada, cuma saya baru tahu. T_T Ini fasilitas bawaan XFCE. Disk management ini bukan untuk partisi atau format volume. Fasilitas ini memudahkan kita memuat (mounting) partisi selain /root (dan swap tentunya). Jadi saya tidak perlu lagi mengedit fstab. Disk management membuat partisi lain di-mount di /media sehingga permissionnya otomatis read and write, dan partisi-partisi tersebut otomatis dimuat pas start-up.

Cukup sekian dulu review-nya. Ini screenshot desktop saya saat ini.


Aksesoris-nya cuma wbar, conky, dan analog clock dari screenlets (biar nggak usah mengaktifkan composite). Settingan conky-nya copy paste punya orang, dengan sedikit penyesuaian pastinya. Googling aja dengan keywod conky configuration.

Ever tried Zen computing?

5 komentar:

  1. bagaimana cara install file .txz atau .tlz

    BalasHapus
  2. sama kaya nginstall .tgz
    kalau nggak bisa berarti ada yang harus diupdate
    kalau nggak salah pkgtool CMIIW

    BalasHapus
  3. bagaimana cara mengubah start menunya supaya spt windows ?

    BalasHapus
  4. tombolnya aja kan..?
    kalo gak salah gini (sori, ngenet di warnet windows, gak apal caranya)
    klik kanan tombol > edit (atau apalah yang mengarah ke situ)
    trus ubah icon/gambar, terserah kasih gambar apa
    karena pengen kaya windows, ya cari yang mirip start menu windows

    BalasHapus
  5. ralat : Klik kanan tombol menu > properties

    BalasHapus